Sabtu, 08 Desember 2007

1 spasi

kusayatkan mawar putihh berlumur darah ditelingammu

tanda kesucian cinta yang telah mati

menerka isi dalam hati

masihkah kau selembut dahulu ?

memintaku terjaga di awan agar dapat kusambut mentari

masihkah kau sesuci mawar putih yang kuberikan tadi ?

walau harus berlumur darah !

MERAH untukmu !

berulang kuberkata
meminta cinta
perih kulalui gerak semu tertatih
ketika kau pergi dengannya
meninggalkan sejuta luka tanpa makna
hanyut dalam lautan symphony
keputusasaan dalam cinta kini

kau putih pudar menjadi legam dimataku
tak akan ada maaf dari dalam dada
hanya MERAH untukmu !



-mayo-

biar kuberikan kau belati

ketika matahari telah habis termakan oleh waktu
ketika aku kini kembali membuka kedua mati
ketika aku kembali meniti kehidupanku
rasa perih masih tetap ada

aku merasakannya
sebilah pisau telah begitu perih merobek di jantungku
membuka jalan darah dan cahaya mulai hilang satu persatu dari mata

bagai malam
aku diam tertikam oleh belati yang kuberikan sendiri kepadamu
untuk luka dan untuk membunuhku sendiri



-mayo-

Minggu, 02 Desember 2007

bimbang diantara dua tangan

dunia ini memang terlalu sesak oleh rasa yang kupunya
terlalu sempit utuk kesombongan besar yang kumiliki
dunia yang bercerita akan hasrat yang dimilikinya
hasrat untuk memiliki seseorang yang dicintai
dan juga hasrat tuk melepaskan segalanya

mengapa dunia ini memberikan HITAMnya kepadaku
ketika
-ku tertatih melewati lilitan kawat berduri
menyisiri seisi hati dianta dua tangan yang berbeda
AKU BIMBANG TUHAN !

apakah sesak tak cukup untuk merubah semua ini ?
apakah nyawa yang harus kuberikan ?

elok nan rupawan...
PERSETAN !